Departemen Teknik Industri ITB telah menyadari pentingnya pendidikan bisnis dan manajemen di Indonesia sejak tahun 1970-an. Ide ini bertahan di jurusan tersebut selama tahun 1980-an dan akhirnya terwujud pada tahun 1990 ketika Prof. Mathias A’roef, seorang tokoh Indonesia di bidang Teknik Industri, memperkenalkan program MBA di ITB dengan konsentrasi pada manajemen operasional. Hal inilah yang pada akhirnya mengawali berdirinya SBM ITB.

Pada 2002, Dewan Pengurus menyetujui pembentukan program sarjana di bidang bisnis dan manajemen dengan mengembangkan kurikulum yang dianggap sebagai terobosan dalam pendidikan bisnis dan manajemen di Indonesia, dengan mengusulkan penggunaan seni pertunjukan untuk mengembangkan kepercayaan diri siswa serta keterampilan dalam kepemimpinan, komunikasi dan resolusi konflik.

Sejalan dengan paradigma konstruksionis sosial, kurikulum menekankan pentingnya pembelajaran berbasis tim daripada hanya kuliah satu arah. Beberapa kursus inovatif yang dirancang adalah Pengalaman Bisnis Integratif (yang diadaptasi dari kursus yang ditawarkan di University of Central Missouri), Praktik Manajemen dan Layanan Masyarakat. Juga penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Pada Desember 2003, Sekolah Bisnis dan Manajemen secara resmi didirikan. Nomenklatur “Sekolah” dipilih daripada “Fakultas” untuk menandakan otonominya. Dalam perkembangannya, Program MBA yang semula dijalankan oleh Fakultas Teknik Industri menjadi bagian dari School of Business and Management sehingga memiliki dua program yaitu: Program Sarjana dan Program MBA.

SBM ITB telah mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan, dan dengan dukungan dosen dan tenaga profesional bertujuan untuk memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. SBM ITB saat ini memiliki jumlah mahasiswa 2.221 orang.